1.
Budaya Kalimantan Selatan
Budaya dan tradisi orang Banjar adalah hasil asimilasi
selama berabad-abad. Budaya tersebut dipengaruhi oleh kepercayaan Islam yang
dibawa oleh pedagang Arab dan Persia. Budaya Banjar dapat dilihat dari
kehidupan sehari-hari masyarakat Banjar khususnya dalam bentuk kesenian,
tarian, musik, pakaian, permainan dan upacara tradisional.
Adat istiadat Banjar yang melekat dengan kehidupan sosial
warga masyarakat yang bercirikan Islam terus terjaga dan dipertahankan nampak
dari aktivitas kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini dapat juga disaksikan
melalui berbagai pentas kesenian Banjar yang sering ditampilkan dalam
acara-acara resmi, seperti tari-tarian dan lagu Banjar. Demikian pula upacara
adat khas Banjar yang biasanya dilaksanakan dalam rangka perkawinan, kelahiran,
ataupun peringatan terhadap peristiwa penting lainnya. Dari
banyaknya ragam kesenian tersebut yang terkenal adalah :
·
Madihin
·
Mamanda
·
Japen
·
Balamut
·
Hadrah
·
Musik
panting
·
Upacara
Maarak Penganten
·
Bamandi-mandi
·
Maayun
Anak
Tarian tradisional yang biasa ditampilkan pada upacara
Tradisional seperti: tari Baksa Kambang, Baksa Lilin, Kuda Gepang, Maiwak, dan
lain-lain. Ada sekitar 76 Jenis tarian. Tari tradisional biasanya diiringi oleh
alat musik tradisional seperti: babun, gambang, aron, salantang, kedernong,
gong, suling, rehab dan lain-lain.
MADIHIN
Seni Madihin adalah suguhan pentas monolog oleh satu atau
dua orang seniman tradisional yang merangkai syair dan pantun diiringi
dengan musik gendang khas Banjar. Sajian materi seni ini biasanya
melemparkan sindiran – sindiran dan pesan sosial dan moral dengan kosa kata
yang menggelitik dan lucu.
MAMANDA
Seni Mamanda
merupakan seni pentas teater tradisional Banjar. Menceritakan kisah-kisah
kehidupan masyarakat perjuangan kemerdekaan serta kritik sosial dan politik
yang berkembang.
MUSIK PANTING
Seni Musik Panting adalah paduan antara berbagai alat musik
seperti Babun, Panting, Biola, Gong, yang menghasilkan irama khas, biasanya
mengiringi lagu-lagu tradisional Banjar yang dinyanyikan, atau mengiringi
tarian tradisional. Istilah panting diambil dari salah satu jenis alat musik
utamanya Panting, yaitu alat musik petik yang mirip dengan Gitar Gambus
berukuran kecil.
Gambar orang
Madihin
2. Ciri Khas Kalimantan Selatan
Kain sasirangan yang merupakan kerajinan khas daerah
Kalimantan Selatan (Kalsel) menurut para tetua masyarakat setempat, dulunya
digunakan sebagai ikat kepala (laung), juga sebagai sabuk dipakai kaum lelaki
serta sebagai selendang, kerudung, atau udat (kemben) oleh kaum wanita.
Kain ini juga sebagai pakaian adat dipakai pada upacara-upacara adat, bahkan
digunakan pada pengobatan orang sakit. Tapi saat ini, kain sasirangan
peruntukannya tidak lagi untuk spiritual sudah menjadi pakaian untuk kegiatan
sehari-hari, dan merupakan ciri khas sandang dari Kalsel. Di Kalsel, kain
sasirangan merupakan salah satu kerajinan khas daerah yang perlu dilestarikan
dan dikembangkan. Kata “Sasirangan” berasal dari kata sirang (bahasa setempat)
yang berarti diikat atau dijahit dengan tangan dan ditarik benangnya atau dalam
istilah bahasa jahit menjahit dismoke/dijelujur. Kalau di Jawa disebut
jumputan. Kain sasirangan dibuat dengan memakai bahan kain mori, polyester yang
dijahit dengan cara tertentu. Kemudian disapu dengan bermacam-macam warna yang
diinginkan, sehingga menghasilkan suatu bahan busana yang bercorak aneka warna
dengan garis-garis atau motif yang menawan.
Gambar kain sasirangan
3.
Makanan Kalimantan Selatan
1. Soto Banjar
Soto Banjar adalah soto khas suku Banjar, Kalimantan Selatan dengan bahan utama ayam dan beraroma harum rempah-rempah seperti kayu manis, biji pala, dan cengkeh. Soto berisi daging ayam yang sudah disuwir-suwir, dengan tambahan perkedel atau kentang rebus, rebusan telur, dan ketupat.
Seperti halnya soto ayam, bumbu soto Banjar berupa bawang merah, bawang putih dan merica, tapi tidak memakai kunyit. Bumbu ditumis lebih dulu dengan sedikit minyak goreng atau minyak samin hingga harum sebelum dimasukkan ke dalam kuah rebusan ayam. Rempah-rempah nantinya diangkat agar tidak ikut masuk ke dalam mangkuk sewaktu dihidangkan.
Penjual soto Banjar menyajikan sate ayam sebagai menu pendamping. Nasi sop adalah sebutan untuk soto Banjar yang dikuahkan ke sepiring nasi dan tidak berisi ketupat.
2. Ketupat Kandangan
Ketupat Kandangan (Katupat Kandangan) merupakan kuliner khas yang berasal dari daerah Kandangan, Kalimantan Selatan. Seperti ketupat pada umumnya, bahan untuk membuat ketupat berasal dari beras. Perbedaan ketupat Kandangan dengan jenis ketupat lainnnya adalah penggunaan ikan gabus (haruan) sebagai menu pelengkap. Ikan gabus sebelumnya harus di panggang dulu sebelum direbus menggunakan santan.Kemudian, Ikan Gabus beserta kuahnya disiramkan ke ketupat. Kuliner ini dapat dimakan untuk makan pagi, siang atau malam.
Ketupat disiram dengan kuah bersantan yang diracik dari bumbu-bumbu tradisional seperti kayu manis, pala, cengkih, dan kapulaga. Kuah agak kental dengan rasa yang sangat khas gurih. Untuk bersantap biasanya ada sepotong ikan asap. Ikannya bisa gurame, patin, atau gabus.
3. Apam Barabai
Apam Barabai merupakan kue khas daerah Barabai. Kue yang berbentuk seperti lembaran ini, memiliki kulit yang tebal dan memiliki rasa yang manis dan gurih. Apam Barabai dibuat dari Galapung (beras yang dijadikan tepung), gula merah, tapai gumbili (tape singkong), dan ragi.
Apam Barabai merupakan icon dari daerah Barabai, Hulu Sungai Selatan. Jadi, bila tidak makan apam Barabai, itu artinya kita belum ke Barabai
http://rihhathalib.blogspot.com/search?updated-max=2015-05-27T23:42:00-07:00&max-results=7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar