Kamis, 28 Mei 2015

Tanahku Kalimantan


1.     Budaya Kalimantan Selatan
Budaya dan tradisi orang Banjar adalah hasil asimilasi selama berabad-abad. Budaya tersebut dipengaruhi oleh kepercayaan Islam yang dibawa oleh pedagang Arab dan Persia. Budaya Banjar dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari masyarakat Banjar khususnya dalam bentuk kesenian, tarian, musik, pakaian, permainan dan upacara tradisional. 
Adat istiadat Banjar yang melekat dengan kehidupan sosial warga masyarakat yang bercirikan Islam terus terjaga dan dipertahankan nampak dari aktivitas kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini dapat juga disaksikan melalui berbagai pentas kesenian Banjar yang sering ditampilkan dalam acara-acara resmi, seperti tari-tarian dan lagu Banjar. Demikian pula upacara adat khas Banjar yang biasanya dilaksanakan dalam rangka perkawinan, kelahiran, ataupun peringatan   terhadap peristiwa penting lainnya. Dari banyaknya ragam kesenian tersebut yang terkenal adalah :
·         Madihin
·         Mamanda
·         Japen
·         Balamut
·         Hadrah
·         Musik panting
·         Upacara Maarak Penganten
·         Bamandi-mandi
·         Maayun Anak
Tarian tradisional yang biasa ditampilkan pada upacara Tradisional seperti: tari Baksa Kambang, Baksa Lilin, Kuda Gepang, Maiwak, dan lain-lain. Ada sekitar 76 Jenis tarian. Tari tradisional biasanya diiringi oleh alat musik tradisional seperti: babun, gambang, aron, salantang, kedernong, gong, suling, rehab dan lain-lain.

MADIHIN
Seni Madihin adalah suguhan pentas monolog oleh satu atau dua orang seniman tradisional yang merangkai syair  dan pantun diiringi dengan musik gendang khas Banjar. Sajian materi  seni ini biasanya melemparkan sindiran – sindiran dan pesan sosial dan moral dengan kosa kata yang menggelitik dan lucu.

MAMANDA
Seni  Mamanda merupakan seni pentas teater tradisional Banjar. Menceritakan kisah-kisah kehidupan masyarakat perjuangan kemerdekaan serta kritik sosial dan politik yang berkembang.

MUSIK PANTING
Seni Musik Panting adalah paduan antara berbagai alat musik seperti Babun, Panting, Biola, Gong, yang menghasilkan irama khas, biasanya mengiringi lagu-lagu tradisional Banjar yang dinyanyikan, atau mengiringi tarian tradisional. Istilah panting  diambil dari salah satu jenis alat musik utamanya Panting, yaitu alat musik petik yang mirip dengan Gitar Gambus berukuran kecil.

 

             Gambar orang Madihin

 

2. Ciri Khas Kalimantan Selatan 
            Kain sasirangan yang merupakan kerajinan khas daerah Kalimantan Selatan (Kalsel) menurut para tetua masyarakat setempat, dulunya digunakan sebagai ikat kepala (laung), juga sebagai sabuk dipakai kaum lelaki serta sebagai selendang,  kerudung, atau udat (kemben) oleh kaum wanita. Kain ini juga sebagai pakaian adat dipakai pada upacara-upacara adat, bahkan digunakan pada pengobatan orang sakit. Tapi saat ini, kain sasirangan peruntukannya tidak lagi untuk spiritual sudah menjadi pakaian untuk kegiatan sehari-hari, dan merupakan ciri khas sandang dari Kalsel. Di Kalsel, kain sasirangan merupakan salah satu kerajinan khas daerah yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Kata “Sasirangan” berasal dari kata sirang (bahasa setempat) yang berarti diikat atau dijahit dengan tangan dan ditarik benangnya atau dalam istilah bahasa jahit menjahit dismoke/dijelujur. Kalau di Jawa disebut jumputan. Kain sasirangan dibuat dengan memakai bahan kain mori, polyester yang dijahit dengan cara tertentu. Kemudian disapu dengan bermacam-macam warna yang diinginkan, sehingga menghasilkan suatu bahan busana yang bercorak aneka warna dengan garis-garis atau motif yang menawan.

  

Gambar kain sasirangan



3.     Makanan Kalimantan Selatan
 1. Soto Banjar

Soto Banjar
Soto Banjar adalah soto khas suku Banjar, Kalimantan Selatan dengan bahan utama ayam dan beraroma harum rempah-rempah seperti kayu manis, biji pala, dan cengkeh. Soto berisi daging ayam yang sudah disuwir-suwir, dengan tambahan perkedel atau kentang rebus, rebusan telur, dan ketupat.
Seperti halnya soto ayam, bumbu soto Banjar berupa bawang merah, bawang putih dan merica, tapi tidak memakai kunyit. Bumbu ditumis lebih dulu dengan sedikit minyak goreng atau minyak samin hingga harum sebelum dimasukkan ke dalam kuah rebusan ayam. Rempah-rempah nantinya diangkat agar tidak ikut masuk ke dalam mangkuk sewaktu dihidangkan.
Penjual soto Banjar menyajikan sate ayam sebagai menu pendamping. Nasi sop adalah sebutan untuk soto Banjar yang dikuahkan ke sepiring nasi dan tidak berisi ketupat.
2. Ketupat Kandangan
Katupat Kandangan
Ketupat Kandangan (Katupat Kandangan) merupakan kuliner khas yang berasal dari daerah Kandangan, Kalimantan Selatan. Seperti ketupat pada umumnya, bahan untuk membuat ketupat berasal dari beras. Perbedaan ketupat Kandangan dengan jenis ketupat lainnnya adalah penggunaan ikan gabus (haruan) sebagai menu pelengkap. Ikan gabus sebelumnya harus di panggang dulu sebelum direbus menggunakan santan.Kemudian, Ikan Gabus beserta kuahnya disiramkan ke ketupat. Kuliner ini dapat dimakan untuk makan pagi, siang atau malam.
Ketupat disiram dengan kuah bersantan yang diracik dari bumbu-bumbu tradisional seperti kayu manis, pala, cengkih, dan kapulaga. Kuah agak kental dengan rasa yang sangat khas gurih. Untuk bersantap biasanya ada sepotong ikan asap. Ikannya bisa gurame, patin, atau gabus.
3. Apam Barabai
Apam Barabai
Apam Barabai merupakan kue khas daerah Barabai. Kue yang berbentuk seperti lembaran ini, memiliki kulit yang tebal dan memiliki rasa yang manis dan gurih. Apam Barabai dibuat dari Galapung (beras yang dijadikan tepung), gula merah, tapai gumbili (tape singkong), dan ragi.
Apam Barabai merupakan icon dari daerah Barabai, Hulu Sungai Selatan. Jadi, bila tidak makan apam Barabai, itu artinya kita belum ke Barabai


http://rihhathalib.blogspot.com/search?updated-max=2015-05-27T23:42:00-07:00&max-results=7


 
     




Tidak ada komentar:

Posting Komentar